khutbahjum'at Senin, 01 April 2013. Hifzul lisan. “Lisan seorang pemuda itu separuh (diri)nya, dan separuhnya lagi adalah hatinya, Setelah itu tidak ada lagi yang tersisa dari dirinya, selain dari daging dan darahnya”. sepanjang masa sampai akhir zaman. Umat nabi Muhammad Saw, bahkan diwajibkan untuk menjadikan Ibrahim sebagai
Di zaman akhir seperti sekarang, yang mengemuka adalah orang-orang dengan perangai buruk. Lebih mementingkan diri sendiri, menonjolkan yang dimiliki dengan menafikan pihak lain. Sifat sombong demikian melekat dan membuang jauh-jauh sifat tawadhu atau rendah hati. Karenanya di kesempatan ini khatib mengingatkan pentingnya sifat tawadhu tersebut menjadi bagian dalam keseharian. Lebih menyadari kesalahan diri dan mengapresiasi kelebihan orang lain. Terus berprasangka baik kepada kalangan berbeda dan menganggap diri hina dan tak pantas dimuliakan. Sifat tawadhu adalah mutiara di era saat ini karena memang sedikit yang menjaga sifat tersebut. Karenanya, selamatlah mereka yang memegang teguh sifat tawadhu dan membuang jauh-jauh perangai sombong. Untuk mencetak materi khutbah ini silakan tekan gambar printer, dan jamaah dapat menggandakan materi untuk disebar ke masjid atau khatib yang lain. Semoga memberikan manfaat. Redaksi Khutbah Pertama اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِأَدَاءِ الشَّرَائِعِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ إِلَّا اللهُ السَّمِيْعُ الْبَدِيْعُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الصَّمِعُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ، وَعِبَادُ الرَّحْمٰنِ الَّذِيْنَ يَمْشُوْنَ عَلَى الْاَرْضِ هَوْنًا وَّاِذَا خَاطَبَهُمُ الْجٰهِلُوْنَ قَالُوْا سَلٰمًا Jamaah Jumat Rahimakumullah Hal yang terus disampaikan oleh khatib di hadapan hadirin sekalian adalah pesan takwallah. Yakni menjalankan perintah dan menjauhi yang dilarang. Dan kalau kita menyadari sekaligus merenung, tentu ada makna yang lebih ditekankan mengapa pesan takwallah tersebut menjadi hal yang tidak terpisahklan saat ibadah shalat Jumat. Dalam artian selalu diingatkan khatib, maka sejatinya memang takwa adalah hal penting bagi seorang muslim. Apalagi orang yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertakwa kepada-Nya. Dan salah satu bentuk ketakwaan itu adalah tawadhu atau sikap rendah hati. Jamaah yang Berbahagia Tawadhu berarti menempatkan kita lebih rendah daripada mereka semua. Hal ini guna mengubur sifat sombong yang kerap kali bergelora dalam diri kita. Tawadhu penting kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam hubungan kepada Allah SWT maupun kepada seluruh makhluk ciptaan-Nya, meliputi manusia, hewan, tetumbuhan, dan sebagainya. Lawan dari tawadhu adalah sombong. Sombong adalah pangkal berbagai macam sifat tercela lainnya. Kita tentu hafal betul kisah Iblis yang menolak bersujud dalam rangka menghormati Nabi Adam AS. Itu tidak lain karena kesombongan makhluk terlaknat tersebut. Pasalnya, Iblis merasa lebih baik karena diciptakan dari api, sedangkan Nabi Adam as diciptakan dari tanah. Jamaah yang Dirahmati Allah Imam al-Ghazali dalam kitabnya, Bidayatul Hidayah menegaskan bahwa merasa lebih baik dari makhluk lain adalah bentuk kesombongan. Karenanya, kita harus meyakini bahwa sesungguhnya yang terbaik di sisi Allah SWT itu adanya di akhirat kelak. Hal demikian tentu saja tidak berada dalam jangkauan kita sebagai manusia biasa. Kita harus memiliki keyakinan bahwa orang lain itu lebih baik dari kita. Jika dalam pandangan mata terlihat buruk, kita tidak dapat menganggap keseluruhannya demikian. Setiap manusia pasti memiliki sisi yang baik. Imam al-Ghazali memberikan tips bagaimana kita menggunakan kacamata tawadhu dalam melihat siapa saja, anak kecil, orang tua, orang bodoh, atau kafir sekalipun. Anak kecil tentu belum dihukumi taklif sehingga tidak bermaksiat kepada Allah swt, sedangkan hari-hari kita tidak pernah lepas dari bermaksiat kepada-Nya. Dengan begitu, kita tidak perlu ragu untuk mengakui bahwa anak kecil itu lebih baik dari diri kita. Orang yang lebih tua dari kita seyogianya dipandang lebih baik dari kita. Sebab, mereka lebih dahulu daripada kita dalam beribadah kepada Allah. Karenanya, tak ada halangan lagi untuk meyakini bahwa mereka lebih baik daripada kita. Sekalipun ada orang yang tampak, mohon maaf, bodoh, kita juga harus meyakini kebaikan mereka. Sebab, jika pun mereka melakukan maksiat, tentu itu didasari atas ketidaktahuannya, sedangkan kita tetap bermaksiat, meskipun kita tahu bahwa hal tersebut salah dan dilarang Allah SWT. Bahkan, terhadap orang kafir pun kita tidak boleh merasa lebih baik. Sebab, mungkin saja di suatu saat nanti, atau mungkin di akhir hayatnya kelak, ia mengucapkan syahadat dan wafat dalam membawa keislaman dan keimanan. Hal demikian bukanlah sesuatu yang mustahil dan memang banyak terjadi. Hadirin Hafidlakumullah Dengan keyakinan demikian, perasaan tidak lebih baik dari orang lain, maka kita akan berusaha untuk terus memperbaiki diri, berintrospeksi, mencari kesalahan diri agar tidak lagi mengulanginya di kemudian hari dan menggantinya dengan sikap dan laku yang baik. Kita juga tidak mencari-cari kesalahan orang lain, tetapi justru mencari dan menemukan kebaikannya untuk kita tiru, kita teladani sebaik mungkin sehingga kita bukan saja terhindari dari laku buruk, tetapi justru melampaui hal tersebut, yakni dengan berlaku baik. Oleh karena itu, jamaah Jumat sekalian, penting bagi kita untuk menerapkan sikap tawadhu dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, orang tawadhu adalah hamba Allah SWT yang utama. Hal ini ditegaskan Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Furqan ayat 63 وَعِبَادُ الرَّحْمٰنِ الَّذِيْنَ يَمْشُوْنَ عَلَى الْاَرْضِ هَوْنًا وَّاِذَا خَاطَبَهُمُ الْجٰهِلُوْنَ قَالُوْا سَلٰمًا Artinya Adapun hamba-hamba utama Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka dengan kata-kata yang menghina, mereka mengucapkan salam’. Imam Abu Ishaq Ats-Tsa’labi dalam kitabnya, Al-Kasyfu wal Bayan fi Tafsiril Qur’an, menjelaskan bahwa hamba yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah hamba utama, yakni orang yang tawadhu, rendah hati. Bahkan, jika ada orang yang mengkhutbahi’, menasihati dengan kata-kata yang justru tidak membuatnya nyaman, orang tersebut tetap menjawabnya dengan doa keselamatan. Dalam tafsir lain, Ibnu Hayyan mengatakan bahwa hamba utama itu menjawab dengan perkataan yang menyelamatkannya dari dosa. Meskipun diperlakukan dengan tidak baik, sikap tawadhu menghindarkan kita dari dosa-dosa berupa laku buruk yang serupa atau bahkan lebih sebagai balasan kepadanya. Kita justru akan menjawab perlakuan itu dengan kebalikannya, yaitu dengan mendoakan keselamatan, tetap menjaga etika dan akhlak kita, baik secara perbuatan ataupun perkataan, sebagaimana disebutkan oleh Imam Abul Qasim al-Qusyairi dalam kitab tafsirnya, Lathaiful Isyarat. Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah Nabi Muhammad SAW bersabda sebagaimana dicantumkan Imam Jalaluddin al-Suyuthi dalam kitab Lubabul Hadits التَّوَاضُعُ مِنْ أَخْلَاقِ الْأَنْبِيَاءِ وَالتَّكَبُّرُ مِنْ أَخْلَاقِ الْكُفَّارِ وَالْفُرَاعِنَةِ Artinya Tawadhu merupakan bagian dari akhlaknya para nabi, sedangkan sombong adalah akhlaknya orang-orang kafir dan para firaun. Oleh karena itu, dengan kita bertawadhu, sesungguhnya kita tengah menjalankan salah satu akhlaknya para Nabi. Dan semoga, kita dapat senantiasa menjalankan sikap demikian ini. Meskipun mungkin akan sulit diterapkan karena beragam hal, mulai merasa diri pintar karena berprestasi, merasa lebih dekat dengan Allah karena selalu berjamaah di masjid, misalnya, dan sebagainya, tawadhu haruslah kita latih. Sedikit demi sedikit, insyaallah, kita akan terbiasa bersikap demikian. بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ Khutbah Kedua اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْإِيْمَانِ وَالْإِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْاِحْتِرَامِ. أَمَّا بَعْدُ. فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى إِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَاإِبْرَاهِيْمَ فِي الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ أَصْحَابِ نَبِيِّكَ أَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ إِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْأَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا إِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ كَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَ اشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ
Darimulai tidak pahamnya seseorang dalam memilih calon suami atau istri hingga bahkan tentang keuangan.. Simak penjelasan Buya Yahya dalam Kanal YouTube yang diunggah pada 5 Februari 2018 berikut ini.. Buya Yahya, dalam penjelasan mengenai pernikahan ini, redaksi rangkum menjadi beberapa poin berikut ini:. Baca Juga: Siapa Farah Fazira?Ini Profil Singkat Kajian Khazanah Islam Kategori posting Khutbah Pembaca budiman, Rahmat serta Bimbingan-Nya semoga selalu tercurah dan mengiringi kita dalam segala aktivitas di dunia ini, untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Ridho-Nya di Akhirat kelak. Aamiin... Materi Khutbah Jum'at FENOMENA UMMAT DI AKHIR ZAMAN إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَ مِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِىَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ اللّهُمَّ عَلِّمْنَا مَا يَنْفَعُنَا، وَانْفَعَنَا بِمَا عَلَّمْتَنَا، وَزِدْنَا عِلْماً، وَأَرَنَا الحَقَّ حَقّاً وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرَنَا البَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ Kaum Muslimin sidang jum'ah yang dimuliakan Allah... Mengawali khutbah, tiada kata dan kalimat yang paling indah dan toyyibah, kecuali ungkapan puji syukur kehadirat illahi Robbi, Allah SWT. alhamdulillahi robbil 'aalamin bahwa pada hari yang berbahagia, hari yang termulia, sayyidul ayaum yaitu hari Jum'at, kita masih diberikan kesehatan dan iman yang masih menghujam di dada kita masing-masing, sehingga kita dapat mematuhi salah satu perintah wajib yaitu shalat jum'ah berjamaah. Sholawat dan salam marilah kita haturkan keharibaan Junjungan Nabi besar Muhammad saw, dan keluarganya, serta para sahabat, para tabi'in, tabi'ut-tabi'in dan juga kepada kita yang hingga saat ini, bahkan detiki ini, masih istiqomah mengamalkan risalahnya mudah-mudahan akan mendapat safa'at di yaumil akhir kelak. Aamiin.... Melalui mimbar yang mulia ini khatib mengajak khususnya pada diri khatib sendiri, dan para jama'ah untuk selalu meningkatkan taqwa, yaitu taqwa yang sebenar-benarnya dengan melakukan dua cara, menjalankan seluruh perintahNya, dan meninggalkan dengan sungguh-sungguh seluruh larangan-laranganNya. Karena hanya dengan kedua cara tersebut, insya Allah kita akan mendapatkan kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Kaum Muslimin sidang juma'h yang dimuliakan Allah... Hampir lebih, empat belas abad yang silam ketika dunia tengah tenggelam dalam kegelapan jahiliyah, ketika manusia terlena dengan dosa dan kemungkaran, munculah dari kawasan perbukitan Bakkah atau Mekkah" cahaya memancar, menyebar ke Timur, Barat, Utara dan Selatan, hingga pada akhirnya mencapai keselurh dunia. Hanya dalam waktu yang relatif singkat, kurang lebih 23 tahun, jalan yang ditunjukkan oleh cahaya tersebut telah dilalui oleh umat manusia sehingga mereka mencapai kemulian sedemikian tingginya, suatu kemuliaan yang belum pernah dicapai sebelumnya. Cayaha tersebut menerangi umat Islam dan menyadarkan mereka akan pentingnya mengikuti petunjuk kebenaran yang pada akhirnya akan membawa mereka kepada keselamatan dunia dan akhirat. Dengan mengikuti petunjuk kebenaran dari cahaya tersebut, ummat Islam memperoleh keberhasilan demi keberhasilan dan mencapai puncak kemuliaan dalam sejarah. Selama beberapa abad lamanya ummat Islam memimpin dunia dengan penuh keagungan dan kekuatan, sehingga tidak ada kekuatan dimasa itu yang berani mengoyak apalagi menantangnya. Umat Islam pada saat itu adalah "Superpawwer". Namun sayang seribu sayang, kenyataan ini hanya tinggal cerita yang tidak bermakna. Kejayaan Islam di masa lalu, saat ini hanya tinggal kenangan, tinggal dalam buku sejarah yang memenuhi perpustakaan Islam, hanya tinggal bacaan bagi pelajar atau mahasiswa yang hanya dijadikan pengantar untuk naik kelas dan tingkat, ataupun lulus ujian saja. Umat Islam kini telah terpuruk ketinggalan yang paling parah, walaupun kwantitas/jumlah secara hitungan lebih besar dibandingka masa lampau. Dapat dikatan lebih buruk daripada masa jahiliyah. Betapa tidak, kalau masa jahiliyah orang-orang kafir menginjak-injak kebenaran yang dibawa ummat Islam, itu hal yang wajar. Namun kini sebagian besar ummat Islam sendiri yang telah menghina kebenaran itu. Kini ummat Islam sangat memilukan. Kaum Muslimin sidang jum'ah yang dimuliakan Allah... Islam bukan saja dihancurkan oleh kaum kuffar, tetapi juga sedang dihancurkan oleh ummat Islam itu sendiri. Dimana-mana hal-hal keji, kefasikan dan kejahatan kini melanda hampir di bumi nusantara ini bahkan dunia, telah meningkat dengan cepat, tidak ada lagi yang tersembunyi di hadapan kita. Sikap acuh tak acuh terhadap agama, menghina dan meremehkan, sudah menjadi kebiasaan umum pada zaman ini. Sungguh ...., zaman semakin menunjukkan tanda-tanda yang memprihatinkan. Ummat manusia sudah berada dipuncak kerusakan moral yang semakin parah. Umat Islam di akhir zaman, yang semestinya memberi contoh kepada umat yang lain, justru telah melakukan pelanggaran melampaui ambang batas. Tanda-tanda akhir zaman semakin nampak, kriminal semakin meluas, penyalahgunaan narkoba semakin mewabah, konfik antar etnis semakin melebar, pembunuhan semakin sadis, zina semakin terang-terangan, sementara upaya penganggulangannya hampir tidak lagi manjur. Ibarat pengobatan, pasien bukannya sembuh melainkan bertambah parah. "dokter-pun telah ikut tertular bergai penyakit" Sementara ancaman langit yang datang silih berganti hampir tidak lagi dihiraukan. Dimana-mana orang terus tidak peduli. Kriminal, konflik, perpecahan, demontrasi, perzina-han, narkoba, banjir tanah longsor, gempa bumi, badai, angin puting beliung semua itu adalah ancaman. Tujuh puluh dua kejadian di akhir zaman yang disebut para Ulama, sebagian besar sudah terjadi. Itu berarti kita tinggal menunggu malapetaka lebih besar yang akan datang menerjang semua orang. Kalau para Pemimpin dan Ulama tidak segera meyatukan langkah antisipasi, tidak mau bekerja sama mengatasi semua ini, maka ummat ini akan semakin jauh dan akan ramailah bumi ini dengan pelanggaran hukum, kekerasan dan sebagainya. Kaum Muslimin sidang jum'ah yang dimuliakan Allah... Para Ulama telah mengatakan bahwa bencaca itu hanya tinggal menunggu waktu, pabila manusia makin tidak peduli, maka akan datang bencana yang sangat mengerikan, bencana yang tidak seorangpun mengetahuinya. Allah SWT telah menyatakan hal itu dalam Al-Qur'an Surat Al-Isra' ayat 16. وَإِذَا أَرَدْنَا أَنْ نُهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيرًا "Dan jika Kami hendak menghancurkan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu supaya menta'ati Allah, tetapi mereka melakukan kefasikan di dalamnya, maka sudah sepantasnya berlaku terhadanya ketentuan Kami, kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya" QS. Al Isra' 16. Dan Allah-pun berfirman di ayat yang lain وَإِنْ مِنْ قَرْيَةٍ إِلَّا نَحْنُ مُهْلِكُوهَا قَبْلَ يَوْمِ الْقِيَامَةِ أَوْ مُعَذِّبُوهَا عَذَابًا شَدِيدًا ۚ كَانَ ذَٰلِكَ فِي الْكِتَابِ مَسْطُورًا "Tak ada suatu negeripun yang durhaka penduduknya melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat, atau Kami adzab Penduduknya dengan adzab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis dalam kitab Lauhil mahfuzh" QS. Al-Isra' 58 Maka solusinya, hentikan kemungkaran, hentikan meminum khamar, hentikan perjudian, hentikan perzina-han, hentikan wanita setengah lelanjang, hentikan hujat-menghujat, hentikan megkafir-kafirkan sesama manusia, hentikan demontrasi anarkhis, hentikan tuduh menuduh dan sebagainya. Semua ancaman diatas telah disebut sejak kurang lebih 1400 tahun yang silam oleh Allah SWT. adalah ancaman besar yang sudah dipersiapkan Allah untuk menerjang orang-orang yang tidak peduli dengan keterpurukan moral yang melanda ummat di akhira zaman ini. Mari segera kita kembali kejalan Allah SWT dengan mengamalkan agama dengan benar dan penuh keikhalasan, mari segera kita dakwahkan pentingnya iman dan amal shaleh, mari kita ajak semua orang untuk memakmurkan masjid, dan mari kita saling mendoakan antara satu dengan lainnya, mari kita bersatu menumpas kebatilan yang semakin merajalela agar kita tidak dihukum di dunia maupun di akhirat. Semoga Allah memberi kita kekuatan lahir dan batin untuk mengamalkan ajaran agama dengan sempurna. Aamiin... aamiin, Ya Rabbal 'Alamiin.................! أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا َوَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ السَمِيْعُ العَلِيْمُ Khutbah Kedua اَلْحَمْدُلِلّهِ حَمْدًاكَثِيْرًاكَمَااَمَرَ. وَاَشْهَدُاَنْ لاَاِلهَ اِلاَّللهُ وَحْدَه لاَشَرِيْكَ لَهُ. اِرْغَامًالِمَنْ جَحَدَبِهِ وَكَفَرَ. وَاَشْهَدُاَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُاْلاِنْسِ وَالْبَشَرِ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ مَااتَّصَلَتْ عَيْنٌ بِنَظَرٍ وَاُذُنٌ بِخَبَرٍ اَمَّا بَعْدُ فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ !! اِتَّقُوااللهَ تَعَالىَ. وَذَرُوالْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَوَمَابَطَنْ. وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ. وَاعْلَمُوْااَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَفِيْهِ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ. فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاًعَلِيْمًا اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْاصَلُّوْاعَلَيْهِ وَسَلِّمُوْاتَسْلِيْمًا. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. كَمَاصَلَّيْتَ عَلىَ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ اَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ. في ِالْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌمَجِيْدٌ اَللّهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِالرَّاشِدِيْنَ سَيّدِنَا اَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنْ سَائِرِاَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ وَعَنِ التَّابِعِيْنَ وَتَابِعِى التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ اَللّهُمَّ اغْفِرْلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَاوَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ. اَللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّاالْغَلاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالزِّنَا وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ. وَسُوْءَالْفِتَنِ مَاظَهَرَمِنْهَا وَمَابَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا هَذَاخَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِبَلاَدِالْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَااَتِنَافِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ عِبَادَالله اِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِالْعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوااللهَ الْعَظِيْمِ يذكركم وَاشْكُرُوهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُاللهِ اَكْبَر
SelamatkanGenerasi Muda dari Para Perusak. Nur Fitri Hadi, MA. May 24, 2012. Nasehat. 1 Comment. Pada zaman kita ini tipu daya orang-orang kafir semakin meningkat, sampai tipu daya ini memasuki rumah-rumah kaum
Khutbah Jumat NU Cilacap Online kali ini tentang Pemuda Adalah Generasi Penerus KIta; bagaimana sikap kita dalam membimbing pemuda menghadapi dan menyongsong masa depan; sebagaimana Rasulullah Muhammad SAW juga perhatian percaya akan kemampuan ingin melihat suatu negara di masa depan, maka lihatlah pemuda nya hari ini; demikian kata Yusuf Al-Qardhawi seorang ulama besar Mesir tentang pemuda selalu menarik dalam berbagai kesempatan; dan memang layak menjadi materi teks khutbah Iأَلْحَمْدُ للهِ قَاصِمِ الْجَبَابِرَةِ قَهْرَا وَ كَاسِرِ الْأَكَاسِرَةِ كَسْرًا فَسُبْحَانَهُ مِنْ إِلهٍ عَلِيٍّ بِذَاتِهِ فَوْقَ جَمِيْعِ مَخْلُوْقَاتِهِ مَعَ عُلُوِّهِ قَدْرًا وَ قَهْرًا وَتَقَدَّسَ مِنْ مُتَفَضِّلٍ بَسَطَ إِنْعَامُهُ بَرًّا وَ بَحْرًا أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ عَلَى نِعَمٍ لَمْ تَزَلْ تَتْرًا وَأَشْكُرُهُ عَلَى مِنَنٍ تَرْجِعُ الْأَلْسُنُ عَنْ عَدِّهَا حَسْرَى أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين،أما بعد فَيَايُّهَا الإِخْوَان، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِىْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمْ نَّحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُم بِٱلْحَقِّ ۚ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ ءَامَنُوا۟ بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَٰهُمْ هُدًىMa’âsyiral muslimîn rahimakumullâhSalah satu asset penting dalam suatu bangsa adalah pemuda. Pemuda bukan hanya sekedar untuk regenerasi, penerus keturunan. Namun lebih dari itu, pemuda adalah bibit-bibit yang akan meneruskan sebuah peradaban hingga datangnya akhir zaman. Khutbah Jumat tentang pemuda sengaja kami sampaikan dalam kesempatan tidak boleh membiarkan keberadaan pemuda begitu saja. Kita harus senantiasa dengan sabar memberikan masukan, wawasan-wawasan dan nasehat nasehat kehidupan; agar pemuda kita memiliki semangat untuk berjuang, semangat untuk belajar, semangat untuk berkarya. Dan mereka memiliki keinginan untuk memajukan agama dan bangsanya. Pemuda harus selalu menyadari bahwa merekalah yang akan meneruskan sebuah perjuangan-perjuangan Islam yang dinamis dan berubah dengan begitu cepat bukan menjadi alasan untuk mundur, akan tetapi menjadi sebuah tantangan untuk bangkit mendalami agamanya serta mendalami berbagai ilmu pengetahuan untuk bekal di masa depan pemuda muslimîn rahimakumullâhPara pemuda yang kita lihat kadang menunjukkan sedikit kenakalan dan perilaku yang kurang baik, namun mereka juga memiliki banyak kebaikan-kebaikan yang bisa kita kembangakan. Pemuda memiliki semangat pantang menyerah yang tinggi demi mewujudkan segala keinginan dan cita-citanya. Selain masih memiliki daya tubuh yang fit dan sehat, akal mereka masih sangat jernih, yang bisa pelan-pelan kita arahkan untuk memikirkan masa depan bangsa dan SAW sangat perhatian dan percaya akan kemampuan pemuda, sebagaimana tergambar ketika kaum muslimin menghadapi pasukan Romawi di wilayah Syam. Saat itu Usamah bin Zaid yang baru berusia 18 tahun. Nabi Muhammad mengangkatnya sebagai pemimpin pasukan kaum muslimin meski pada saat itu ada sahabat yang lebih tua dan mumpuni daripada Usamah; seperti Abu Bakar, Umar bin Khatthab dan SAW memuji pemuda, sebagaimana diriwayatkan dalam Musnad Ahmad No. أحمد ١٦٧٣١ حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا ابْنُ لَهِيعَةَ عَنْ أَبِي عُشَّانَةَ عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ قَالَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيَعْجَبُ مِنْ الشَّابِّ لَيْسَتْ لَهُ صَبْوَةٌMusnad Ahmad 16731 Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’id telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi’ah dari Abu Usyanah dari Uqbah bin Amir ia berkata; Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Sesungguhnya Allah azza wajalla benar-benar ta’ajub terhadap seorang pemuda yang tidak memiliki Shabwah.” Shabwah adalah kecondongan untuk menyimpang dari muslimîn rahimakumullâhYusuf Al-Qardhawi seorang ulama besar Mesir kontemporer berkata, “Apabila ingin melihat suatu negara di masa depan, maka lihatlah pemuda nya hari ini”. Hal ini menunjukkan bahwa generasi muda memiliki peranan besar dan penting bagi suatu pentingnya peran pemuda, sehingga harus kita perhatikan bersama mengenai tumbuh kembang dan pergerakan pemuda di lingkungan kita; agar supaya mereka tidak terjerumus pada hal-hal yang mendatangkan Juga Hukum, Syarat, Rukun, Sunah Khutbah Jumat dan Adab KhatibAl-Qur’an telah memberikan petunjuk mengenai sikap keteladanan orang tua dalam mendidik anak-anaknya melalui penggambaran keluarga Luqman; sebagaimana firman Allah SWT dalam Qs. Lukman ayat 16-18 berikut iniيَٰبُنَىَّ إِنَّهَآ إِن تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ فَتَكُن فِى صَخْرَةٍ أَوْ فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ أَوْ فِى ٱلْأَرْضِ يَأْتِ بِهَا ٱللَّهُ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌLuqman berkata “Hai anakku, sesungguhnya jika ada sesuatu perbuatan seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi; niscaya Allah akan mendatangkannya membalasinya. Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha أَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ وَأْمُرْ بِٱلْمَعْرُوفِ وَٱنْهَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَٱصْبِرْ عَلَىٰ مَآ أَصَابَكَ ۖ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ ٱلْأُمُورِHai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar; dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan oleh Allah.وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِى ٱلْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍDan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia karena sombong dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Luqman yang al-Qur’an gambarkan sebagai sosok pribadi seorang ayah yang bijaksana merupakan cermin pendidkan bagi orang tua dalam mendidik putra-putranya. Dalam wasiat-wasiat tersebut mengandung hakikat-hakikat pendidikan anak yang mendasar, dengan arah tujuan yang kisah arif Luqman dalam al-Qur’an tersebut, jika dikaitkan dengan kehidupan pemuda dalam bermasyarakat. Maka tidak lepas dari didikan orang-orang yang telah lebih dahulu muda yaitu para sesepuh atau orang tua sendiri. Hubungan diantara keduanya harus ada kolaborasi tentang bagaimana memikirkan masa muslimîn rahimakumullâhDemikian Khutbah Jumat Pemuda sebagai generasi penerus kita yang singkat ini. Semoga kita dapat Bersama-sama membersamai para pemuda dalam menghadapi dan menyongsong masa depan mereka. Sehingga mereka menjadi pemuda kebanggaan agama dan bangsanya Amiin Yaa Robbal’ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ فِى اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، اِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمُ. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، وَالْعَصْرِ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِىْ خُسْرٍ اِلاَّ الَّذِيْنَ آمَنُوْا وَعَمِلُوْ الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَKhutbah II اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمً. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِي الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ. اَللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُTeks dan naskah Khutbah Jumat Pemuda Adalah Generasi Penerus Kita ditulis oleh Saeful Nur Hidayat, Pengurus Cabang LDNU Cilacap [Tim Redaksi NU Cilacap Online]
Bangsaini disebut akan merajalela menjelang akhir zaman. Melihat dari banyaknya jumlah bangsa Romawi dan peperangan mereka dengan kaum Muslimin, Al Mustaurid al Qurasyi pernah berkata bahwa dia pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Hari kiamat akan datang ketika bangsa Rum (Romawi) adalah manusia paling banyak.”.
Khutbah Jumat tentang “Kekuatan Seorang Pemuda Muslim” ini kami catat dari khutbah Ustadz Dr. Iqbal Gunawan, Hafizhahullahu Ta’ala. Khutbah Jumat Pertama Kekuatan Seorang Pemuda MuslimKhutbah Jumat Kedua Kekuatan Seorang Pemuda MuslimVideo Khutbah Jumat Kekuatan Seorang Pemuda Muslim Kaum muslimin sekalian, Sesungguhnya para pemuda adalah sendi umat ini. Mereka adalah generasi yang akan datang, merekalah yang akan menjadi pemimpin di masa depan. Maka agama Islam sangat memperhatikan para pemuda. Agama Islam memberikan perhatian yang besar untuk para pemuda. Karena masa muda adalah masa yang paling berharga, masa keemasan, yang apabila masa ini telah berlalu tentu tidak akan kembali lagi. Olehnya itu para pemuda harus senantiasa berjihad terus-menerus melawan syaithon, melawan hawa nafsunya. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ “Manfaatkanlah lima perkara, sebelum datang lima perkara setelahnya”, dan di antaranya وَشَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ “Masa mudamu sebelum datang masa tuamu”, juga Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ “Ada tujuh orang yang akan diberi naungan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di hari yang tidak ada naungan pada hari itu” وَذَكَرَهُ مِنْهُم dan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam menyebutkan, salah satu di antara tujuh orang tersebut adalah شَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللهِ “Pemuda yang tumbuh di atas ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla” Maka kaum muslimin sekalian, يـــا شباب الإسلام.. Wahai para pemuda Islam, merupakan nikmat yang sangat besar dan karunia yang sangat agung, kalian semua berada di tempat yang mana di sini kita menuntut ilmu agama, beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka syukurilah nikmat ini, jagalah nikmat ini, karena nikmat ini akan ditanya akan dipertanggungjawabkan di hari kiamat nanti. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ أَرْبَعِ “Tidak akan bergerak dua kaki seorang hamba pada hari kiamat nanti, sampainya ditanya tentang empat perkara, عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ “Tentang umurnya untuk apa dihabiskan” وَعَنْ شَبَابِهِ فِيمَا أَبْلَاهُ “Tentang masa mudanya untuk apa ia kerahkan” وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ “dan tentang hartanya dari mana dia dapatkan dan ke mana ia belanjakan” وَعَنْ عَلِمهِ مَاذَا عَمِلَ فِيهِ “dan tentang ilmunya apa yang ia lakukan dengannya” HR. Tirmidzi Maka kaum muslimin sekalian, kebaikan umat adalah jika para pemudanya baik. Maka dari itu para pemuda harus mencontoh pemuda-pemuda di zaman Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam. Para sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, yang mereka adalah pemuda-pemuda yang shaleh, yang menghabiskan waktunya dan memanfaatkannya untuk kebaikan dunia dan akhirat. Maka wahai para pemuda sekalian, hendaklah kalian berhati-hati dari perangkap-perangkap syaithon, dari godaan-godaan syaithon. Allah Ta’ala berfirman يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا خُذُوا حِذْرَكُمْ … “Wahai orang-orang yang beriman berhati-hatilah kalian…” QS. An-Nisa[4] 71 Karena para pemuda harus menjadi orang yang cerdas, pemuda yang tidak mudah diombang-ambingkan, pemuda yang mempunyai prinsip yang kokoh. Dan musuh-musuh Islam sangat mengetahui perkara ini. Mereka dengan segala cara berusaha untuk menyesatkan para pemuda. Maka kewajiban para pemuda adalah jangan sampai memberikan kesempatan kepada musuh-musuh Islam untuk merusak pemikiran mereka, merusak aqidah mereka. Jangan sampai para pemuda memberikan kesempatan kepada musuh-musuh Islam untuk merusak aqidah, manhaj para pemuda. Hendaklah kalian mencontoh Pemuda Ashabul Kahfi yang disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam firmanNya إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى “Mereka adalah para pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan petunjuk untuk mereka.” QS. Al Kahfi[18] 13 وَرَبَطْنَا عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ “dan kami kuatkan hati mereka dengan keimanan.” QS. Al Kahfi[18] 14 Karena kekuatan pemuda adalah jika mereka beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan tentu pemuda di zaman ini dikelilingi oleh banyak sekali godaan, banyak sekali fitnah, sehingga para pemuda harus memperkuat iman mereka, para pemuda harus bersemangat untuk menuntut ilmu, para pemuda harus selalu dekat dengan para Ulama, para asatidzah, ahli ilmu. Para pemuda harus rajin bertanya kepada mereka dan mengambil pesan-pesan dan nasihat para Ulama. Ma’asyiral Muslimin, Dan kita yang berada di Ma’had ini, juga perlu mengingatkan kepada para guru, kepada para asatidzah, para pembina, para musyrif, untuk menyadari besarnya tanggung jawab, mendidik generasi kaum muslimin. Jangan sampai kita memberikan kepada mereka contoh-contoh yang salah, ajaran-ajaran yang tidak benar, sehingga sebelum kita menyampaikan sesuatu kepada mereka, hendaklah kita memperhatikan apakah yang kita sampaikan adalah kebenaran. Dan syaithon adalah musuh yang nyata bagi manusia. Syaithon selalu berusaha untuk menyesatkan manusia, terutama para pemuda. Syaithon baik dari kalangan jin dan manusia berusaha sekuat tenaga untuk merusak para pemuda. Dan tentu tidak ada solusi, tidak ada jalan keluar, kecuali dengan memperkuat iman kita, memperkuat ilmu kita ilmu syar’i ilmu yang bersumber dari Al-Quran dan Sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Khutbah Jumat Kedua Kekuatan Seorang Pemuda Muslim Bertakwalah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena takwa adalah sebaik-baik bekal di dunia dan di akhirat. Masa muda adalah masa kekuatan, maka seorang pemuda disamping ia mempunyai kekuatan, ia juga harus mempunyai rasa rahmat, rasa kasih sayang, lembut kepada sesama muslim. Allah Ta’ala berfirman فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ “Karena dengan rahmat dari Allah engkau lembut kepada mereka, seandainya engkau kasar/keras mereka akan lari darimu” QS. Ali Imran[3] 159 Maka hendaklah para pemuda selalu menghiasi dirinya dengan akhlak yang baik. Hendaklah para pemuda berusaha untuk memiliki budi pekerti yang indah. Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda إنَّ مِن خِيَارِكُمْ أحْسَنَكُمْ أخْلَاقًا “Sesungguhnya yang terbaik di antara kalian adalah yang paling baik akhlaknya.” Muttafaqun Alaih Juga Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda مَا مِنْ شَيْءٌ أَثْقَلُ فِي مِيزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ “Tidak ada yang lebih berat timbangannya pada hari kiamat nanti melebihi akhlak yang baik.” HR. Abu Dawud, Tirmidzi Juga Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda إِنَّ الْمُؤْمِنَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَةَ الصَّائِمِ الْقَائِمِ “Sesungguhnya seorang mukmin bisa mencapai dengan akhlaknya yang baik derajat orang yang rajin berpuasa dan shalat.” HR. Ahmad dan Abu Dawud Dan manusia yang terbaik adalah yang paling bermanfaat bagi yang lain. Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ “Sesungguhnya manusia terbaik manusia yang paling dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah yang paling bermanfaat untuk manusia lainnya.” HR. Ath Thabrani. Maka jangan sampai kita menyakiti teman kita, menyakiti tetangga kita, apalagi menyakiti guru kita, orang tua kita, karena Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda المسْلِمُ مَنْ سَلِمَ المسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ “Muslim sejati adalah yang muslim lainnya selamat dari tangan dan lisannya.” HR. Bukhari dan Muslim Juga di antara hadits yang mencakup makna yang luas adalah sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ “Tidak sempurna keimanan seseorang di antara kalian sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” HR. Bukhari Video Khutbah Jumat Kekuatan Seorang Pemuda Muslim Sumber Video Ponpes Imam Bukhari Mari turut menyebarkan Khutbah Jumat Tentang Kekuatan Seorang Pemuda Muslim di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum..
KhutbahJumat di momen kali ini juga sangat istimewa karena berada di bulan Agustus. Betapa Allah SWT memberikan kesempatan demikian istimewa dipertemukan
- Khutbah Jumat singkat pekan ini mengambil tema yang berkaitan dengan Sumpah Pemuda, yakni menjadi generasi muda Islami yang warahmatullaahi wabarakatuh..إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَامَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُيَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأََرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا, أَمَّا بَعْدُ Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah mempertemukan kita kembali dalam majelis khotbah dan salat Jumat pada hari ini. Salawat dan salam tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad salallaahu 'alaihi wasallam, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikuti mereka dalam kebaikan iman Jumat Singkat Sumpah Pemuda Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,Hari ini Jumat, 28 Oktober 2022 bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda yang ikrarnya dicetuskan pada tahun 1928 Pemuda seperti yang kita semua tahu, mempunyai dampak yang besar bagi negeri tercinta Pemuda mendorong bangsa Indonesia menjadi salah satu negara di dunia yang lepas dari penjajahan. Sumpah Pemuda merupakan babak baru bagi perjuangan bangsa Indonesia dari perjuangan yang bersifat lokal/kedaerahan menjadi perjuangan yang bersifat masa itu, para pemuda-pemudi Indonesia menyadari bahwa perjuangan yang bersifat kedaerahan adalah sia-sia. Mereka juga sadar bahwa hanya dengan persatuan dan kesatuan, cita-cita kemerdekaan RI dapat diraih. Oleh sebab itu, pada 28 Oktober 1928 atau 94 tahun yang lalu, perkumpulan pemuda-pemudi Indonesia mengadakan Kongres Pemuda II di Batavia sekarang namanya Jakarta untuk mencapai satu tujuan, yakni menyatukan misi dan visi demi menyongsong cita-cita pertemuan itu, tentu saja mereka harus mengesampingkan ego masing-masing agar tercipta satu Tanah Air, satu bangsa dan satu bahasa untuk kaum muslimin jamaah Jumat rahimakumullah, Tak hanya ego, akhlak mulia juga perlu dikedepankan agar negara ini selalu dalam suasana aman dan tentram. Kita sebagai generasi Islami juga harus memiliki akhlak yang antara akhlak-akhlak yang mulia adalah berbuat baik kepada orang lain, menghindari sesuatu yang bisa menyakiti orang lain, dan menahan diri ketika kita SAW bersabda“Orang mukmin yang paling sempurna adalah yang paling baik akhlaknya.” HR. Abu DawudMengenai akhlak mulia ini, dalam Al-Qur'an surah Al-Hujurat ayat 13 disebutkan orang yang paling mulia adalah ia yang paling SWT berfirmanيٰۤاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقۡنٰكُمۡ مِّنۡ ذَكَرٍ وَّاُنۡثٰى وَجَعَلۡنٰكُمۡ شُعُوۡبًا وَّقَبَآٮِٕلَ لِتَعَارَفُوۡا ؕ اِنَّ اَكۡرَمَكُمۡ عِنۡدَ اللّٰهِ اَ تۡقٰٮكُمۡ ؕ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيۡمٌ خَبِيۡرٌYaaa ayyuhan naasu innaa khalaqnaakum min zakarinw wa unsaa wa ja'alnaakum shu'uubanw wa qabaaa'ila lita'aarafuu inna akramakum 'indal laahi atqookum innal laaha 'Aliimun khabiirArtinya "Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti." QS. Al-Hujurat [18] 13Ayat ini menjelaskan bahwa Allah SWT telah menciptakan manusia dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, berasal dari keturunan yang sama, yakni Adam dan Hawa. Di mata Allah, semua manusia sama saja derajat kemanusiaannya, tidak ada perbedaan antara satu suku dengan suku lainnya. Allah menjadikan manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar mereka saling mengenal, dan tujuannya akan saling membantu satu sama lain, bukan saling mengolok-olok dan saling memusuhi antara satu kelompok dengan lainnya. Allah tidak menyukai orang yang memperlihatkan kesombongan dengan keturunan, kekayaan atau kepangkatan karena sungguh yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Karena itu, kita sebagai manusia biasa berusahalah untuk meningkatkan ketakwaan agar menjadi orang yang mulia di sisi Allah, yang artinya akhlak mulia juga harus bisa senantiasa kita miliki dan kita jaga. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, baik yang lahir maupun yang tersembunyi, Mahateliti sehingga tidak satu pun gerak-gerik dan perbuatan manusia yang luput dari jamaah Jumat rahimakumullah,Kebiasaan manusia memandang kemuliaan itu selalu ada sangkut-pautnya dengan kebangsaan dan kekayaan. Padahal menurut pandangan Allah, orang yang paling mulia itu adalah orang yang paling takwa sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu hibban dan at-Tirmidhi dari Ibnu 'Umar bahwa ia berkataRasulullah SAW pernah melakukan tawaf di atas untanya yang telinganya tidak sempurna terputus sebagian pada hari Fath Makkah atau hari pembebasan Mekkah. Lalu Baginda Rasulullah menyentuh tiang Kakbah dengan tongkat yang bengkok ujungnya. Beliau tidak mendapatkan tempat untuk menderumkan atau menurunkan untanya di masjid sehingga unta itu dibawa keluar menuju lembah lalu menderumkannya di sana. Kemudian Rasulullah memuji Allah dan mengagungkan-Nya, sembari berkata, "Wahai manusia, sesungguhnya Allah telah menghilangkan pada kalian keburukan perilaku Jahiliah. Wahai manusia, sesungguhnya manusia itu ada dua macam orang yang berbuat kebajikan, bertakwa, dan mulia di sisi Tuhannya. Dan orang yang durhaka, celaka, dan hina di sisi Tuhannya". Selanjutnya Rasulullah membaca ayat ya ayyuhan-nas inna khalaqnakum min dhakarin wa untsa, Beliau membaca sampai akhir ayat, lalu berkata, "Inilah yang aku katakan, dan aku memohon ampun kepada Allah untukku dan untuk kalian. Riwayat Ibnu hibban dan at-Tirmidhi dari Ibnu 'Umar.Masya Allah, Rasulullah yang paling mulia akhlaknya, tinggi derajatnya dan dijamin masuk surga oleh Allah saja selalu memohon ampun atas perbuatannya dan masih rendah hati atas apa-apa yang yang sepatutnya menjadi contoh bagi kita semua untuk mau selalu berperilaku rendah hati dan menjaga akhlak demi ketakwaan kita kepada Allah jamaah Jumat yang senantiasa dirahmati Allah,Demikianlah khotbah Jumat kali ini, semoga apa yang disampaikan kali ini dapat menjadi makrifat dan kita semua senantiasa bisa terus menjaga akhlak mulia seperti yang dicontohkan Rasulullah para generasi Islam, mari terus kokohkan persatuan Indonesia demi meneruskan cita-cita perjuangan para pahlawan negeri taufik walhidayah, wassalamu'alaikum warahmatullaahi juga Khutbah Jumat Singkat Pekan Ini Menjadi Orangtua Teladan bagi Anak Makna Sumpah Pemuda Sejarah, Isi, Arti Tanggal 28 Oktober 1928 Sejarah, Semangat dan Komitmen Sumpah Pemuda di Masa Kini - Pendidikan Penulis Dhita KoesnoEditor Addi M IdhomAkhirZaman; Khutbah Pilihan. Singkat dan Padat Format PDF NU 3 Khutbah Jumat Tentang Sedekah Paling Bagus Tahun Ini Tag: Pemuda. Khutbah Jum'at, Tema
Sepertiyang sudah aku prediksikan, khutbah Jumat hari ini (02/01) pasti dipenuhi dengan topik seputar Israel - Palestina. Sebuah topik yang sebenarnya tidak ingin aku dengar pada sebuah ibadah seperti sholat Jumat. Menutup tahun 2008 dan membuka lembaran baru di 2009 diwarnai tragedi perang berkelanjutan di Jalur Gaza.
jdpxrdV.